Friday, May 29, 2015

KONSEP CINTA SERTA KISAH NYATA NYA (Part 1)

Jika kita ditanya, apakah itu cinta ? Banyak yang berkata bahwa cinta itu sulit didefinisikan karena cinta berhubungan dengan emosi, bukan dengan intelektual. Cinta lebih mengandalkan perasaan daripada proses intelektual. Karena itu, setiap orang dapat bebas memberikan arti dan konsep tentang cinta sesuai dengan keadaan emosi dan perasaan mereka. Inilah yang menjadi salah satu alasan hingga saat ini terdapat banyak rumusan tentang cinta tetapi tidak mudah menentukan rumusan mana yang paling tepat. Tetapi sebagai salah satu gambaran dari makna cinta itu sendiri, kita bisa menilai secara garis besar pengertian cinta yang pernah diungkapkan oleh para ahli:

Menurut Rabi’ah Al-‘Adawiyah:
Cinta adalah ungkapan kerinduan dan gambaran perasaan yang terdalam. Siapa yang merasakannya, niscaya akan mengenalinya. Namun, siapa yang mencoba untuk menyifatinya, pasti akan gagal.

Menurut Jalaluddin Rumi:
Cinta adalah sumber segala sesuatu. Dunia dan kehidupan muncul karena kekuatan yang bernama cinta. Cinta adalah inti dari segala bentuk kehidupan di dunia.

Menurut Kahlil Gibran:
Cinta adalah satu-satunya kebebesan di dunia karena cinta itu membangkitkan semangat hukum-hukum kemanusiaan dan gejala-gejala alami pun tak bisa mengubah perjalannya. Cinta ibarat seekor burung yang cantik, meminta untuk ditangkap tapi menolak untuk disakiti.

Menurut Mahmud bin Asy-Syarif:
Cinta adalah sebuah kerinduan yang tidak berujung, sebuah rasa kangen yang meletup-letup, dan sebuah kegilaan yang tidak berkesudahan.

Menurut Ibnul Qayyim al-Jauziah:
Cinta adalah luapan hati dan gejolaknya saat dirundung keinginan untuk bertemu dengan sang kekasih.

Menurut Abu ‘Abdullah An-Nibaji:
Cinta adalah kesenangan jika itu ditujukan kepada makhluk, dan pembinasaan jika itu ditujukan kepada pencipta.

Menurut Musfir bin Said az-Zahrani:
Cinta adalah satu emosi terpenting dalam kehidupan manusia. Faktor terpenting dalam menyatukan hati-hati manusia dan pembentukan kasih saying di antara sesama mereka.

Menurut Ibnu ‘Abdush Shamad:
Cinta adalah yang mendatangkan kebutaan dan ketulian, cinta membutakan segalanya kecuali terhadap yang dicintai sehingga orang itu tidak melihat apa pun.

Menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan:
Cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut, dan kasih sayang.

Menurut Quraish Shihab:
Cinta adalah kencendrungan hati kepada sesuatu karena kenikmatan atau manfaat yang dapat diperoleh dari yang dicintai.

Menurut Swihart:
Cinta adalah usaha aktif produktif yang melibatkan komitmen, penghargaan, perhatian, dan rasa persatuan.

Menurut Eric Fromm:
Cinta adalah suatu seni yang memerlukan pengetahuan serta latihan. Cinta adalah suatu kegiatan dan bukan merupakan pengaruh yang pasif. Salah satu esensi dari cinta adalah adanya kreativitas dalam diri seseorang, terutama dalam aspek memberi dan bukan hanya menerima.

Menurut Hamka:
Cinta adalah perasaan yang mesti ada pada setiap manusia. Ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih, dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, dan perkara tercela lainnya. Tetapi jika ia jatuh ke tanah yang subur, disana akan tumbuh kesucian hati, keikhlasan, setia, budi pekerti yang tinggi, dan lain-lain yang terpuji.

Menurut Scott Peck:
Cinta adalah keinginan untuk mengembangkan diri sendiri dengan maksud memelihara pertumbuhan spiritual sendiri atau perkembangan spiritual orang lain.

Menurut Afdan:
Cinta itu adalah Sriwahyuni


Selain diatas kita juga dapat memperoleh gambaran tentang cinta yang cukup menarik menurut beberapa ahli di bidangnya, seperti :

Ahli Matematika
Himpunan cinta dalam bilangan bulat positif yaitu {saling pengertian, saling percaya, kasih sayang, setia, dan suka sama suka}. Sedangkan dalam bilangan bulat negatif terdiri dari {cemburu, dendam, egois, ingkar janji, lari dari kenyataan, Kurang pengertian, dan berselingkuh}.


Ahli Tata Buku
Cinta timbul antara anggaran dan perkiraan akal yang normal, oleh karena itu penerimaan cinta tidak semudah membuat daftar tahunan.


Ilmuwan Fisika
Cinta adalah pantulan mata yang dibiaskan ke dalam hati. Rumusnya yaitu E=MC^2.Dengan E adalah Energi mencintai. M adalah massa ketulusan cinta kita pada pasangan. C adalah kecepatan cahaya cinta saat pertama jatuh cinta.


Ahli Geografi
Angka kelahiran disebabkan oleh cinta sejati. Angka kematian sama dengan cinta paksaan, jadi cinta paksa sama dengan pembunuhan.


Dosen Pancasila
Sesama manusia harus saling mencintai. Oleh karena itu hidup tanpa cinta berarti Dunia Dalam Berita.
Pakar Ekonomi
Salah satu penyebab keretakan dalam bercinta adalah faktor ekonomi. Oleh sebab itu resesi ekonomi merupakan penghambat cintanya seseorang. Mata duitan!!!.
Dosen Bahasa Indonesia
Jika hari biasa cinta merupakan kata benda. Jika hari valentine cinta merupakan kata kerja.
Dosen Elektronika
Rangkaian komponen yang dapat menimbulkan rasa cinta yaitu pandangan pertama, perkenalan, jumpa pertama, lirikan dan saling bertemu.
Guru Kesehatan
Kebahagiaan dalam menjalin cinta akan menimbulkan jasmani dan rohani yang sehat, dan kegagalan dalam bercinta akan menimbulkan frustasi.
Guru Biologi
Cinta merupakan kebutuhan yang amat penting dalam perkembangan makhluk hidup, bila tidak ada cinta maka makhluk hidup akan punah.
Guru B. Inggris
love can't be seen but can be felt
Gardener
Cinta bagaikan bunga yang sedang dipupuk, bila bunga itu layu, maka sama artinya dengan patah hati.
Tukang Jaga Wartel
Orang yang sedang jatuh cinta itu sangat menguntungkan, karena memakai banyak pulsa. Apalagi kalau dipakai buat interlokal.
Menurut Visual Fox Pro
Cinta itu bisa melalui banyak cara. Ada yang dibikin sendiri, ada juga yang memakai report builder (itu kalau cinta kilat) dan wizard (baca : mak comblang)
Tukang Cat
Cinta yang serasi adalah bagaikan campuran cat yang cukup antara adonan catnya dengan thinner.
Programmer
Cinta itu bagaikan suatu aplikasi yang mudah terserang virus seperti kecemburuan dan patah hati.


Menurut Erich Fromm, ada lima syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu:
·        Perasaan
·        Pengenalan
·        Tanggung jawab
·        Perhatian
·        Saling menghormati

Menurut Dr. Sarlito W. Sarwono juga mengemukakan pendapat bahwa cinta juga memiliki 3 unsur, yaitu :
l  Ketertarikan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia, ada uang sedikit beli hadiah untuk dia.
l  Keintiman adanya kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi panggilan formal seperti bapak, ibu saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan sayang dan sebagainya.makan sepiring berdua.
l  Kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai dan dibelai, rasa kangen rindu kalo jauh atau lama tak bertemu, adanya ungkapan ungkapan rasa sayang dan seterusnya.

Berdasarkan “Triangular Theory of Love” disebutkan beberapa bentuk-bentuk (wajah) cinta, yaitu :
1.       Menyukai (liking) atau pertemanan karib (friendship), yang cuma memiliki elemen intimacy. Dalam jenis ini, seseorang merasakan keterikatan, kehangatan, dan kedekatan dengan orang lain tanpa adanya perasaan gairah/nafsu yang menggebu atau komitmen jangka panjang.

2.       Tergila-gila (infatuation) atau pengidolaan (limerence), hanya memiliki elemen passion. Jenis ini disebut juga Infatuated Love, seringkali orang menggambarkannya sebagai “cinta pada pandangan pertama”. Tanpa adanya elemen intimacy dan commitment, cinta jenis ini mudah berlalu.

3.       Cinta hampa (empty love), dengan elemen tunggal commitment di dalamnya. Seringkali cinta yang kuat bisa berubah menjadi empty love, yang tertinggal hanyalah commitment tanpa adanya intimacy dan passion. Cinta jenis ini banyak dijumpai pada kultur masyarakat yang terbiasa dengan perjodohan atau pernikahan yang telah diatur (Era Siti Nurbaya dan Datuk Maringgih?)

4.       Cinta romantis (romantic love). Cinta jenis ini memiliki ikatan emosi dan fisik yang kuat (intimacy) melalui dorongan passion.

5.       Cinta persahabatan sejati (companionate love). Didapatkan pada hubungan yang telah kehilangan passion tetapi masih memiliki perhatian dan intimacy yang dalam serta commitment. Bentuk cinta seperti ini biasanya terjadi antar sahabat yang berlawanan jenis.

6.       Cinta semu (fatuous love), bercirikan adanya masa pacaran dan pernikahan yang sangat bergelora dan meledak-ledak (digambarkan “seperti angin puyuh”), commitment terjadi terutama karena dilandasi oleh passion, tanpa adanya pengaruh intimacy sebagai penyeimbang.

7.       Cinta sempurna (consummate love), adalah bentuk yang paling lengkap dari cinta. Bentuk cinta ini merupakan jenis hubungan yang paling ideal, banyak orang berjuang untuk mendapatkan, tetapi hanya sedikit yang bisa memperolehnya. Sternberg mengingatkan bahwa memelihara dan mempertahankan cinta jenis ini jauh lebih sulit daripada ketika meraihnya. Sternberg menekankan pentingnya menerjemahkan elemen-elemen cinta ke dalam tindakan (action). “Tanpa ekspresi, bahkan cinta yang paling besar pun bisa mati” kata Sternberg.


Dan selasin itu tentu jyuga ada macam-macam cinta menurut ajaran agama, antara lain :
l  Cinta Diri
Mencintai segala sesuatu yang baik pada dirinya, dan sebaliknya dia membenci sesuatu yang dapat menghalangi dirinya. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindar dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.

l  Cinta Kepada Sesama Manusia

Agar dapat hidup dengan penuh kesabaran dan keharmonisan dengan sesama manusia, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Pun hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang-orang lain, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada orang lain.

l  Cinta Seksual

Dorongan cinta seksual yaitu suatu fungsi penting untuk malahirkan keturunan demi kelangsungan jenis, maka dari dorongan cinta seksual tersebut terbentuklah keluarga. Hal tersebut merupakan emosi alamiah dalam diri manusia yang tidak diingkari, tidak ditentang ataupun ditekannya. Namun, dalam ajaran agama islam pengendalian dan penguasaan cinta ini dengan cara yang sah yaitu, dengan perkawinan.

l  Cinta Kepada Allah

Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentu seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.



Sumber :




SUKU CANIAGO - SUMATERA BARAT

      Suku Caniago merupakan salah satu suku induk selain Suku Koto, Suku Piliang, dan Suku Bodi di Minangkabau yang dibawa oleh Datuk Perpatih Nan Sebatang yang disebut sebagai Nagari nan ampek suku. Kata Caniago berasal dari bahasa sangsakerta, yaitu caniaga (niaga = dagang). Dalam sudut pandang masyarakat Minangkabau, komunitas terkecil disebut dengan Suku, sedangkan komunitas besar disebut Nagari. Suku dari kelompok/komunitas terkecil hanya bisa diteruskan garis keturunan matrilinealnya jika dalam keluarga masih terlahir anak perempuan yang menjadi penerus garis keturunannya, walaupun Ayah bukanlah orang Minang (Islam). Rata-data orang dari Suku Caniago beragama islam.

Falsafah Hidup Suku Caniago
        Falsafah Suku Caniago bersifat demokratis, yaitu dengan menjunjung tinggi falsafah “Bulek aia dek pambuluah, bulek kato dek mufakat. Nan bulek samo digolongkan, nan picak samo dilayangkan” yang memiliki arti “Bulat air karena pembuluh, bulat kata karena mufakat”. Dengan kata lain masyarakat Suku Caniago menggunakan proses musyawarah untuk menghasilkan keputusan yang harus diambil. Rumah Gadang merupakan salah satu cerminan rumah adat bodi Caniago dengan arsitektur yang menggambarkan falsafah yang dianut tersebut, yang ditandai dengan tidak adanya anjuang pada kedua sisi bangunan Rumah Gadang tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kasta seseorang tidak membuat perbedaan perlakuan antara yang tinggi dengan yang rendah satu sama lain, yang membedakan hanyalah besarnya tanggung jawab yang dipikul oleh orang tersebut. 
Salah satu falsafah yang lain adalah “aia mambasuik dari bumi” yang artinya suara yang harus didengarkan adalah suara yang datang dari bawah dengan kata lain suara rakyat kecil, yang kemudian dirembukkan melalui musyawarah untuk mendapatkan sebuah mufakat. Setelah itu pimpinan tertinggi baik raja maupun penghulu yang akan menetapkan keputusan tersebut. 

Pemimpian dan Gelar Suku Caniago
Suku Caniago dipimpin oleh Datuak Parpatiah.
Gelar datuk yang ada dalam Suku Caniago adalah :
Datuk Rajo Pangulu
Datuk Manjinjiang Alam
Datuk Bandaro Sati
Datuk Rajo Alam
Datuk Kayo
Datuk Paduko Jalelo
Datuk Rajo Perak
Datuk Paduko Amat
Datuk Saripado Marajo
Datuk Pangulu Basa
Datuk Tan Basa
Datuk Rangkayo Kaciak
Datuk Patih
      Datuk Rajo Penghulu adalah gelar datuk bagi Suku Caniago terutama di wilayah Bayang. Beliau merupakan datuk yang termasuk dalam Penghulu Pucuk yang turun dari Koto Nan Tigo di darek, yaitu Muara paneh, Kinari, dan Koto Anau. Selain Datuk Rajo Penghulu ,ada juga Datuk Bandaro Sati (Datuk Bendahar Sakti).

Wilayah Suku Caniago
Suku Caniago tersebar di berbagai wilayah Minangkabau yaitu :
Tanah Datar
Agam
Lima Puluh Kota
Solok
Riau
Padang, dan beberapa daerah lainnya.
     Beberapa sumber mengatakan Suku Caniago tidak terdapat di wilayah Pesisir Selatan dan Solok Selatan. Wilayah rantau suku ini sudah hampir mencapai wilayah yang ada di Indonesia, yang mencakup wilayah Sumatera, wilayah barat Riau, wilayah selatan Sumatera Utara, wilayah Tenggara, Selatan dan Barat Aceh, wilayah Utara Bengkulu, dan wilayah selatan Jambi.

Mata Pencaharian Suku Caniago
   Berdasarkan lingkungan dari tempat mereka tinggal, rata-rata orang Suku Caniago bermata pencaharian sebagai petani. Mereka bergantung pada hasil pertanian dan perkebunan mereka. Lahan inilah yang menjadi warisan kepada anak perempuan di keluarga mereka. Selain itu ada juga yang menjadi peternak, pedagang, dan lain-lain. Tetapi sebagian besar yang mendominasi adalah sebagai petani. Jaman sekarang ada pula orang dari Suku Caniago menjadi PNS, meski masih sedikit dan tidak disadari.


Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Caniago 
20.08, 31 Mei 2014

http://artamuhamad.blogspot.com/2012/01/tugas-ilmu-budaya-dasar-softskill-suku.html Kamis, 05 Januari 2012
http://ketipanketipunk.blogspot.com/2010/04/chaniago.html 
18 april 2010

Wednesday, May 6, 2015

KONSEP CINTA SERTA KISAH NYATA NYA (Part 2)

Setelah sebelumnya kita kurang lebih memahami mengenai arti cinta, disini akan diberikan contoh cinta dari seseorang bernama Bai Fang Li yang luar biasa terhadap sesama manusia.


Bai Fang Li: Memberi dalam Kekurangan
Semoga membawa inspirasi bagi kita semua
Namanya BAI FANG LI. Pekerjaannya adalah seorang tukang becak. Seluruh hidupnya dihabiskankan di atas sadel becaknya, mengayuh dan mengayuh untuk memberi jasanya kepada orang yang naik becaknya. Mengantarkan kemana saja pelanggannya menginginkannya, dengan imbalan uang sekedarnya.
Tubuhnya tidaklah perkasa. Perawakannya malah tergolong kecil untuk ukuran becaknya atau orang-orang yang menggunakan jasanya. Tetapi semangatnya luar biasa untuk bekerja. Mulai jam enam pagi setelah melakukan rutinitasnya untuk bersekutu dengan Tuhan. Dia melalang dijalanan, di atas becaknya untuk mengantar para pelanggannya. Dan ia akan mengakhiri kerja kerasnya setelah jam delapan malam.
Para pelanggannya sangat menyukai Bai Fang Li, karena ia pribadi yang ramah dan senyum tak pernah lekang dari wajahnya. Dan ia tak pernah mematok berapa orang harus membayar jasanya. Namun karena kebaikan hatinya itu, banyak orang yang menggunakan jasanya membayar lebih. Mungkin karena tidak tega, melihat bagaimana tubuh yang kecil malah tergolong ringkih itu dengan nafas yang ngos-ngosan (apalagi kalau jalanan mulai menanjak) dan keringat bercucuran berusaha mengayuh becak tuanya.
Bai Fang Li tinggal disebuah gubuk reot yang nyaris sudah mau rubuh, di daerah yang tergolong kumuh, bersama dengan banyak tukang becak, para penjual asongan dan pemulung lainnya. Gubuk itupun bukan miliknya, karena ia menyewanya secara harian. Perlengkapan di gubuk itu sangat sederhana. Hanya ada sebuah tikar tua yang telah robek-robek dipojok-pojoknya, tempat dimana ia biasa merebahkan tubuh penatnya setelah sepanjang hari mengayuh becak.
Gubuk itu hanya merupakan satu ruang kecil dimana ia biasa merebahkan tubuhnya beristirahat, diruang itu juga ia menerima tamu yang butuh bantuannya, diruang itu juga ada sebuah kotak dari kardus yang berisi beberapa baju tua miliknya dan sebuah selimut tipis tua yang telah bertambal-tambal. Ada sebuah piring seng comel yang mungkin diambilnya dari tempat sampah dimana biasa ia makan, ada sebuah tempat minum dari kaleng. Dipojok ruangan tergantung sebuah lampu templok minyak tanah, lampu yang biasa dinyalakan untuk menerangi kegelapan di gubuk tua itu bila malam telah menjelang.
Bai Fang Li tinggal sendirian digubuknya. Dan orang hanya tahu bahwa ia seorang pendatang. Tak ada yang tahu apakah ia mempunyai sanak saudara sedarah. Tapi nampaknya ia tak pernah merasa sendirian, banyak orang yang suka padanya, karena sifatnya yang murah hati dan suka menolong. Tangannya sangat ringan menolong orang yang membutuhkan bantuannya, dan itu dilakukannya dengan sukacita tanpa mengharapkan pujian atau balasan.
Dari penghasilan yang diperolehnya selama seharian mengayuh becaknya, sebenarnya ia mampu untuk mendapatkan makanan dan minuman yang layak untuk dirinya dan membeli pakaian yang cukup bagus untuk menggantikan baju tuanya yang hanya sepasang dan sepatu bututnya yang sudah tak layak dipakai karena telah robek. Namun dia tidak melakukannya, karena semua uang hasil penghasilannya disumbangkannya kepada sebuah Yayasan sederhana yang biasa mengurusi dan menyantuni sekitar 300 anak-anak yatim piatu miskin di Tianjin. Yayasan yang juga mendidik anak-anak yatim piatu melalui sekolah yang ada.
Hatinya sangat tersentuh ketika suatu ketika ia baru beristirahat setelah mengantar seorang pelanggannya. Ia menyaksikan seorang anak lelaki kurus berusia sekitar 6 tahun yang yang tengah menawarkan jasa untuk mengangkat barang seorang ibu yang baru berbelanja. Tubuh kecil itu nampak sempoyongan mengendong beban berat dipundaknya, namun terus dengan semangat melakukan tugasnya. Dan dengan kegembiraan yang sangat jelas terpancar dimukanya, ia menyambut upah beberapa uang recehan yang diberikan oleh ibu itu, dan dengan wajah menengadah ke langit bocah itu berguman, mungkin ia mengucapkan syukur pada Tuhan untuk rezeki yang diperolehnya hari itu.
Beberapa kali ia perhatikan anak lelaki kecil itu menolong ibu-ibu yang berbelanja, dan menerima upah uang recehan. Kemudian ia lihat anak itu beranjak ketempat sampah, mengais-ngais sampah, dan waktu menemukan sepotong roti kecil yang kotor, ia bersihkan kotoran itu, dan memasukkan roti itu kemulutnya, menikmatinya dengan nikmat seolah itu makanan dari surga.
Hati Bai Fang Li tercekat melihat itu, ia hampiri anak lelaki itu, dan berbagi makanannya dengan anak lelaki itu. Ia heran, mengapa anak itu tak membeli makanan untuk dirinya, padahal uang yang diperolehnya cukup banyak, dan tak akan habis bila hanya untuk sekedar membeli makanan sederhana. “Uang yang saya dapat untuk makan adik-adik saya” jawab anak itu. “Orang tuamu dimana?” tanya Bai Fang Li. “Saya tidak tahu, ayah ibu saya pemulung. Tapi sejak sebulan lalu setelah mereka pergi memulung, mereka tidak pernah pulang lagi. Saya harus bekerja untuk mencari makan untuk saya dan dua adik saya yang masih kecil” sahut anak itu.
Bai Fang Li minta anak itu mengantarnya melihat ke dua adik anak lelaki bernama Wang Ming itu. Hati Bai Fang Li semakin merintih melihat kedua adik Wang Fing, dua anak perempuan kurus berumur 5 tahun dan 4 tahun. Kedua anak perempuan itu nampak menyedihkan sekali, kurus, kotor dengan pakaian yang compang camping.
Bai Fang Li tidak menyalahkan kalau tetangga ketiga anak itu tidak terlalu perduli dengan situasi dan keadaan ketiga anak kecil yang tidak berdaya itu, karena memang mereka juga terbelit dalam kemiskinan yang sangat parah, jangankan untuk mengurus orang lain, mengurus diri mereka sendiri dan keluarga mereka saja mereka kesulitan.
Bai Fang Li kemudian membawa ke tiga anak itu ke Yayasan yang biasa menampung anak yatim piatu miskin di Tianjin. Pada pengurus yayasan itu Bai Fang Li mengatakan bahwa ia setiap hari akan mengantarkan semua penghasilannya untuk membantu anak-anak miskin itu agar mereka mendapatkan makanan dan minuman yang layak dan mendapatkan perawatan dan pendidikan yang layak.
Sejak saat itulah Bai Fang Li menghabiskan waktunya dengan mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi sampai jam delapan malam dengan penuh semangat untuk mendapatkan uang. Dan seluruh uang penghasilannya setelah dipotong sewa gubuknya dan pembeli dua potong kue kismis untuk makan siangnya dan sepotong kecil daging dan sebutir telur untuk makan malamnya, seluruhnya ia sumbangkan ke Yayasan yatim piatu itu. Untuk sahabat-sahabat kecilnya yang kekurangan.
Ia merasa sangat bahagia sekali melakukan semua itu, ditengah kesederhanaan dan keterbatasan dirinya. Merupakan kemewahan luar biasa bila ia beruntung mendapatkan pakaian rombeng yang masih cukup layak untuk dikenakan di tempat pembuangan sampah. Hanya perlu menjahit sedikit yang tergoyak dengan kain yang berbeda warna. Mhmmm… tapi masih cukup bagus… gumannya senang.
Bai Fang Li mengayuh becak tuanya selama 365 hari setahun, tanpa perduli dengan cuaca yang silih berganti, ditengah badai salju turun yang membekukan tubuhnya atau dalam panas matahari yang sangat menyengat membakar tubuh kurusnya.
“Tidak apa-apa saya menderita, yang penting biarlah anak-anak yang miskin itu dapat makanan yang layak dan dapat bersekolah. Dan saya bahagia melakukan semua ini,” katanya bila orang-orang menanyakan mengapa ia mau berkorban demikian besar untuk orang lain tanpa perduli dengan dirinya sendiri.
Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun, sehingga hampir 20 tahun Bai Fang Li menggenjot becaknya demi memperoleh uang untuk menambah donasinya pada yayasan yatim piatu di Tianjin itu.
Saat berusia 90 tahun, dia mengantarkan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar 650 ribu Rupiah) yang disimpannya dengan rapih dalam suatu kotak dan menyerahkannnya ke sekolah Yao Hua.
Bai Fang Li berkata “Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan” katanya dengan sendu. Semua guru di sekolah itu menangis.
Bai Fang Li wafat pada usia 93 tahun, ia meninggal dalam kemiskinan. Sekalipun begitu, dia telah menyumbangkan disepanjang hidupnya uang sebesarRMB 350.000 (kurs 1300, setara 455 juta Rupiah jika tidak salah) yang dia berikan kepada Yayasan yatim piatu dan sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih 300 anak-anak miskin.
Foto terakhir yang orang punya mengenai dirinya adalah sebuah foto dirinya yang bertuliskan “Sebuah Cinta yang istimewa untuk seseorang yang luar biasa.”